Rabu, 18 Desember 2013

Tumbuh alami di bagian timur Indonesia yaitu di
Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Mutis
Soe. Selain itu dapat ditemui pula di Pulau Timor
Timur 1). Jenis ini tumbuh tersebar pada ketinggian
200 - 1500 m dpl dengan curah hujan 1300 – 2400
 mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah berdrainase
baik dan bersifat toleran terhadap tanah padat dan
asam. Jenis ini tahan terhadap api 5).

Proses pembuahan dicirikan dengan mulai keluarnya
bunga yang berbentuk karangan bunga (inflorence),
berwarna putih. Musim bunga berlangsung antara
Bulan Januari hingga Maret, sedangkan buah masak
dan siap dipanen pada bulan Juni hingga Septem-
ber. Pembuahan terjadi setiap tahun secara periodik.

Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsul
akan merekah. Benih dikatakan telah masak
fisiologis jika buah sudah mulai mengeras, berwarna coklat tua dan tutup buah mulai terbuka sebagian, tetapi benih belum keluar dari buah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena sifat benihnya yang halus. Pengumpulan benih harus diunduh dengan cara memanjat pohon induknya, benih yang sudah masak fisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatu kantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasi dan tanggal pengunduhan. Rata-rata produksi buah setiap pohon adalah 7,92 - 11,2 kg, jika sudah dalam bentuk benih 214,7 - 358,2 gram setiap pohon. Jumlah benih per kilogram berkisar antara 285.000 - 458.000.

 Untuk mengeluarkan benih dari buahnya, perlu dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari selama 4 hari, rata-rata 7 jam setiap hari. Buah yang
akan diekstraksi ditempatkan dalam kotak-kotak penjemuran, bagian dasar dari kotak ini terbuat dari kawat kasa dan di bawah kotak ditempatkan
selembar kain atau plastik untuk menampung benih. Untuk memisahkan benih dari kotoran dan memilah benih yang baik perlu dilakukan pengayakan dengan
menggunakan ayakan yang berukuran 710 mm dan terjaring ayakan 600 mm. Karena campuran antara benih dan kotorannya cukup berimbang maka kemurnian benih rata-rata 50 %.

Tipe benih adalah ortodoks, sehingga mampu disimpan hingga 3,5 tahun dengan kadar air awal ±10%, dalam ruang AC (suhu 18 - 20 OC, kelembaban
50-60 %) disimpan dalam wadah kedap udara (pastik atau kaleng tertutup rapat), daya kecambah setelah penyimpanan90%.


Benih disemaikan pada bak kecambah, media semainya adalah campuran tanah top soil dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Campuran media ini disaring dahulu kemudian disterilkan. Benih ditabur di atas media semai, kemudian ditutup plastik
selama ± 7 hari namun tetap dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan semprotan yang halus. Perkecam-
bahan berlangsung antara hari ke 10 hingga 14. Kecambah normal adalah setelah keluar 2 daun pertama serta terlihat sehat dan kokoh. Dari 1 gram
benih yang disemaikan akan dihasilkan 750 – 1000. ecambah. Kecambah dibiarkan tumbuh dalam bak kecambah selama ± 1 bulan hingga siap disapih pada kantong plastik.

Untuk menghindari turunnya mutu benih akibat serangan hama dan penyakit, sebaiknya benih sebelum disemai atau disimpan dicampur terlebih dahulu dengan tetracyclin 5 % atau benomil 5 %. Umumnya cendawan yang menyerang benih adalah Fusarium sp., Aspergulus sp. dan Gliocladium.

 Setelah semai berumur I bulan disapih ke dalam kantong plastik hitam ukuran 10 x 15 cm, yang telah dilubangi dasarnya, kemudian diisi dengan media campuran tanah top soil dan pupuk kandang (perbandingan 1: 1) yang telah dicampur dengan furadan. Sapihan diletakkan di bedeng persemaian ukuran 1 x 5 m, yang dinaungi shading net dengan pencahayaan 50 %. Bibit disiram setiap hari pagi dan sore hari terutama jika tidak turun hujan. Bersihkan dari gulma pengganggu, jika terlihat serangan hama (ulat atau insek lainnya) dapat disemprot dengan fungisida. Bibit siap tanam di lapangan setelah berumur 3 bulan di persemaian atau tinggi bibit telah mencapai 20 - 30 cm.




















1 komentar: